Jumat, 11 November 2016

Suku Kubu, Komunitas Yang Terselimuti Aura Mistik

Suku Kubu
Nusantaraku.com-Ilmu Ghaib, sensitif, dan misterius. kata-kata itulah yang tergambar dalam benak saya ketika mendengar kata suku kubu yang hidup berpindah-pindah ini. Sebagai anak melayu, saya selalu diceritakan oleh ayah bahwa suku kubu adalah suku yang mudah marah, dan mempunyai ilmu ghaib.

"Jangan meludah di adapan suku kubu kalu dendak milu die." begitulah kata ayah yang memperingatkan aku supaya jangan pernah berludah di depan suku kubu. Karena bila mereka tersinggung, konon katanya mereka akan bersumpah bahwa kita akan menjadi bagian dari mereka. Jika itu terjadi, maka kita akan mengikuti mereka kemanapun mereka pergi. 

Besar di daerah pedalaman sumatera membuat saya tidak asing dengan suku kubu ini. Pernah beberapa kali ada beberapa kelompok suku kubu ini menetap beberapa minggu di hutan ujung desa saya. Mereka biasanya membuat rumah sementara mereka dengan terpal atau dengan ranting dedaunan di tepi sungai atau danau dekat hutan. Hal ini memudahkan mereka  mendapatkan air dan mencari bahan makanan.


Dikalangan orang melayu, Suku Kubu cukup ditakuti. selain mudah marah, mereka juga ditakuti karena ilmu ghaibnya. Suku kubu biasanya mempunyai ilmu-ilmu ghaib seperti ilmu pemikat (pelet), ilmu Bulek Kolo (apa yang diucapkan terjadi), ilmu terawangan, ilmu pelaris, ilmu roh jolong (merega sukma), dan ilmu penarik rizeki. 

Di Indonesia, Suku Kubu atau yang juga disebut  Suku Anak Dalam ini terdapat di daerah Jambi dan Sumatera Selatan. Suku Anak Dalam belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia karena Suku Anak Dalam sudah sangat langka dan mereka tinggal di tempat-tempat terpencil yang jauh dari jangkauan orang-orang.

Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu atau Orang Rimba. Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Malau sesat yang lari ke hutan rimba disekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Dua puluh. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Sistem kemasyarakatan mereka, hidup mereka secara nomaden atau tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah memiliki lahan karet ataupun pertanian lanilla.

Sistem kepercayaan mereka adalah Polytheisme yaitu mereka mempercayai banyak dewa. Dan mereka mengenal dewa mereka dengan sebutan Dewo dan Dewa. Ada dewa yang baik adapula dewa yang jahat. Selain kepercayaan terhadap dewa mereka juga percaya adanya roh nenek moyang yang selalu ada disekitar mereka.

Suku Kubu
Pemerintah telah berupaya memberikan pendidikan kepada suku kubu agar mereka dapat mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah juga mendirikan perkampungan trans bagi suku kubu agar mereka mulai hidup menetap dan tidak berpindah-pindah lagi. Suku Kubu juga Sangat antusias terhadap pendidikan. Khususnya suku kubu dari wilayah sumatera selatan. Mereka sangat bersemangat mengikuti belajar di sekolah. Tak hanya anak-anak saja yang bersekolah akan tetapi juga orang dewasa pun mengikutinya. Mereka berpikir bahwa dengan bersekolah mereka akan pintar dan tak mudah untuk dibodohi oleh orang luar. Walaupun masih ada sebagian kelompok yang masih hidup berpindah-pindah, namun mereka sudah memakai baju layaknya orang biasa.

Namun upaya pemerintah tersebut kurang berjalan mulus di provinsi Jambi. Suku kubu Jambi merupakan suku yang memegang erat budaya mereka. mereka tidak dengan mudah menerima budaya luar. Jika kita melihat pola kehidupan dan penghidupan mereka, hal ini disebabkan oleh keterikatan adat istiadat yang begitu kuat. Hidup berkelompok yang berpindah-pindah dengan pakaian hanya sebagian menutupi badan dengan kata lain mereka sangat tergantung dengan hasil hutan / alam dan binatang buruan.

Jeng Asih, Ratu Pembuka Aura dari Gunung Muria






Info & pemesanan:
Padepokan Metafisika Jeng Asih
Jl. Diponegoro 72, Pati – Jawa Tengah 
Jl. Melawai Raya 17, Blok M – Jakarta Selatan
08129358989 - 08122908585

Tidak ada komentar:

Posting Komentar